Selamaini, kita menerima kisah itu sebagaimana anggapan umum yang beredar di masyarakat. Rahwana adalah si antagonis yang memaksakan cintanya kepada Sinta, Rama adalah pahlawan yang berjuang untuk menyelamatkan istrinya, dan Sinta menjadi wanita yang perlu diselamatkan. Namun, pernahkah kamu bertanya-tanya, apa benar ceritanya seperti itu?
Kalian pernah denger kisah cinta Dewi Shinta? Cerita yang dibawakan Sendratari Ramayana ini mengisahkan asmara Rama, Shinta, dan Rahwana. Rama menyelamatkan Dewi Shinta dari Rahwana. Selain itu, Dewi Shinta begitu setia dengan Rama. Baik Rama dan Rahwana punya penggemarnya masing-masing. Tapi, kalo kalian mengetahui ceritanya secara detil, kayaknya kalian bakal dukung Rama 100 persen. Rahwana dan Dewi Shinta Philip Jadi, sebenarnya Prabu Dasamuka atau Rahwana adalah ayah dari Shinta sendiri. Kok bisa sih?Sebelumnya, Rahwana mencintai Dewi Widawati sebelum Shinta lahir. Rahwana mengejar Dewi Widawati yang sebenarnya adalah istri dari Dewa Wisnu. Nah, Dewi Widawati nggak cinta balik, dia menolak Rahwana. Ia pun memilih bunuh diri dengan masuk ke dalam api. Akhirnya, Dewi Widawati bereinkarnasi ke tubuh Dewi Shinta. KeraguanCinta Rama Akan Kesucian Sinta Setelah kekalahan Rahwana, Hanoman menjemput Dewi Sinta untuk dipertemukan dengan suaminya yaitu Rama. Maka di sinilah sebuah kepercayaan diuji antara seapasang suami dan istri yang sudah lama terpisah. Rama dan Sinta terkenal sebagai pasangan sejati. Cinta mereka tulus suci hingga dibawa mati. Kendati ada perbedaan mencolok antara versi India dan versi Sri Lanka, tetapi itu tidak menghapus kesucian Dewi Sinta. Ini kisah mereka versi India. Raden Rama adalah putra Prabu Dasarata dari Kerajaan Ayodya. Sedangkan Dewi Sinta putri angkat Prabu Janaka dari Kerajaan Mantili. Meski pasangan ini berwujud manusia, namun sebenarnya mereka titisan pasangan dewa dan bidadari. Yaitu titisan Bathara Wisnu dan Dewi Widowati. Berdasar wayang purwa dikisahkan, bahwa di Kerajaan Ayodya diadakan pertemuan agung. Raja Prabu Dasarata mengundang secara khusus putra sulungnya, Raden Rama. Sang Prabu mengutus putranya segera menikah, dengan jalan, mengikuti sayembara memperebutkan putri di Kerajaan Mantili. Raden Rama dipandang sudah waktunya untuk menikah. Terlebih lagi, akan segera dinobatkan menjadi raja untuk menggantikan ayahandanya. “Wahai, putraku Rama. Ikutilah sayembara memperebutkan Dewi Sinta, putri Prabu Janaka di Mantili. Barang siapa yang bisa membentangkan gandewa busur pusaka Kerajaan Mantili berhak mendapatkan putri itu.” “Sebab, menurut wangsit pesan gaib yang saya terima dari para dewa, barang siapa bisa mempersunting Dewi Sinta, hidupnya akan mulia,”kata Prabu Dasarata. Berangkatlah Raden Rama ke Mantili. Ia diikuti oleh salah seorang adiknya, Raden Laksmana. Sebenarnya mereka empat bersaudara. Yakni; Raden Rama, Raden Laksamana, Raden Satrugna dan Raden Baratha. Meski Raden Rama datang kali terakhir di Mantili, namun tetap diberi kesempatan. Apalagi, telah puluhan ksatria dan raja yang mengikuti sayembara namun gagal membentangkan busur pusaka itu. Raden Rama memasuki gelanggang sayembara. Dia mulai memanjatkan doa kepada Yang Mahakuasa. Dengan mengerahkan seluruh kesaktian, diangkatnya busur berukuran raksasa itu. Perlahan-lahan dibentangkannya, dan berhasil. Bukan hanya itu. Busur itu malah patah menjadi dua bagian. Maka, Raden Rama berhak mendapatkan Dewi Sinta. Singkat cerita, dilangsungkan perkawinan Raden Rama dan Dewi Sinta. Keduanya pun mengikatkan diri pada tali perkawinan yang sakral dan suci. Raden Rama berjanji akan selalu melindungi dan mencintai istrinya. Demikian pula dengan Dewi Sinta, ia berjanji akan selalu mematuhi perintah suaminya sekaligus mencintainya. Raden Rama memboyong Dewi Sinta ke Ayodya. Sampai di Ayodya disambut suka cita oleh Prabu Dasarata. Bahkan, saking senangnya Prabu Dasarata mengadakan upacara ngunduh mantu. Tidak tanggung-tanggung, diadakan pesta besar-besaran sekaligus menobatkan pasangan Rama-Sinta sebagai raja-permaisuri Kerajaan Ayodya yang baru. Menjelang penobatan Raden Rama sebagai raja, tiba-tiba terjadi insiden. Dewi Kekayi, salah seorang istri Prabu Dasarata memprotes penobatan itu. “Wahai, Sang Prabu Dasarata, mengapa Rama yang akan dinobatkan menjadi raja. Paduka lupa akan janji paduka kepadaku. Dulu ketika akan menikahi hamba, paduka berjanji anak yang hamba lahirkan akan dijadikan raja. Itu dulu yang menjadi syaratnya. Mestinya yang menggantikan paduka sebagai raja adalah Baratha,”ujar Dewi Kekayi. Mendengar penuturan Dewi Kekayi, Prabu Dasarata bak disambar petir di siang bolong. Terkejut bukan kepalang. “Oh, Dinda Dewi Kekayi maafkan Kakanda yang khilaf akan janji sendiri. Rama, ayahanda juga mohon maaf padamu. Sekarang, biarkan Baratha, saudaramu yang menjadi raja. Oh, dewa…. betapa besar dosaku…..”. Tiba-tiba Prabu Dasarata terhuyung-huyung dan jatuh tak berdaya. Penyakit jantungnya kambuh. Dan, akhirnya tak tertolong lagi. Sang Prabu meninggal karena tak kuat menanggung rasa dosa dan malu yang berlebihan. Setelah jasad Prabu Dasarata dikebumikan, segeralah Raden Baratha dinobatkan menjadi raja. Meski sebenarnya yang bersangkutan tidak menghendakinya. Bahkan, Baratha menginginkan Rama yang tetap menjadi raja. Namun, karena desakan Dewi Kekayi, Baratha-pun terpaksa menuruti keinginan ibunya itu. Di luar dugaan, Dewi Kekayi masih terus bertingkah. Ia merasa, keberadaan Rama dan Sinta di Ayodya akan mengganggu pemerintahan Baratha. Dewi Kekayi-pun mengusir Rama dan Sinta selama 14 tahun tak boleh kembali ke Ayodya. Pasangan pengantin baru itu harus menjalani hidup sebagai orang buangan di Hutan Dandaka. Sebagai ksatria yang luhur, Rama pun mengajak Sinta meninggalkan istana Ayodya. Mereka diikuti oleh Laksmana, adiknya yang paling setia. Akhirnya, mereka menanggalkan pakaian ksatria. Menggantikannya dengan pakaian biasa. Mereka menyamar sebagai rakyat jelata. Meski harus menjalani hidup penuh derita, Sinta tetap mendampingi suaminya dengan setia. Ia memahami, kebahagiaannya adalah bagaimana suaminya bahagia. Begitu pula dengan Rama, ia selalu berupaya membuat istrinya bahagia meski menjadi orang buangan di tengah hutan. Tampaknya, rasa cinta kasih mereka tak bisa diukur dengan harta materi dan kedudukan jabatan. Suatu ketika, datang cobaan yang menguji cinta mereka. Tiba-tiba, datang Prabu Dasamuka Rahwana, Raja Alenka yang menculik Dewi Sinta. Selama sepuluh tahun Sinta ditahan oleh Dasamuka. Setiap hari dirayu dan digoda akan diperistri. Namun, Sinta tetap menolak. Meski diiming-imingi harta dan kemewahan, ia tak bergeming. Rama-pun menunjukkan kesetiannya dengan mengirimkan cincinnya melalui Anoman untuk menemui Sinta di Alenka. Ternyata, Sinta tetap setia pada sang suami, termasuk menjaga kesuciannya. Ketika diboyong kembali oleh Rama melalui pertempuran besar-besaran, kesuciannya dipertanyakan oleh sang suami. Untuk membuktikannya, Sinta harus dibakar hidup-hidup. Ternyata, ia tetap selamat. Tetap suci sebagaimana Rama yang menjaga kesuciannya meski telah lama berpisah dengan sang istri. jss Dengantujuan memancing Rama pergi memburu kijang 'jadi-jadian' itu, karena Dewi Shinta menginginkannya. Dan memang benar setelah melihat keelokan kijang tersebut, Shinta meminta Rama untuk menangkapnya. Karena permintaan sang istri tercinta maka Rama berusaha mengejar kijang seorang diri sedang Shinta dan Lesmana menunggui
Ramayana adalah kisah tentang Rama dan Shinta dengan Rahwana sebagai tokoh antagonis. Namun, akhir-akhir ini saya berpikir bagaimana jika kisah ini membuat Rahwana sebagai tokoh protagonis dan Rama sebagi tokoh antagonis. Jadi, begini ceritanya… Rahwana adalah sesosok raksasa nan buruk rupa dengan buruk laku pula. Suatu hari ia mendengar kabar tentang sosok Shinta yang jelita, penasaran Rahwana pun mendatangi negeri Wideha untuk melihat sosok Shinta yang termasyhur budi dan elok parasnya. Sampai disana ternyata sang raja mengumumkan sayembara mengangkat busur dewa untuk menikahi putrinya, Shinta. Rahwana pun mengikuti sayembara tersebut, namun Shinta yang telah jatuh hati pada seorang pria tak ingin Rahwana memenangkan sayembara tersebut, maka ia berdoa yang didengar oleh ibu asuhnya agar tak ada siapapun yang bisa mengangkat busur ayahnya kecuali pria yang ia cintai. Maka ditukarlah busur tersebut dengan busur lain yang sangat berat oleh pelayan atas suruhan ibu asuh Shinta, demi mendengar doa putri yang sangat ia sayangi. Rahwana yang telah jatuh hati pada kecantikan Shinta berusaha sekuat tenaga untuk mengangkat busur tersebut namun sia-sia. Diluar dari sayembara ia berusaha untuk mendekati Shinta namun selalu ditolak, karena Shinta tak suka pada perawakan Rahwana yang menyeramkan. Hingga beberapa hari kemudian ada seorang pria yang mampu mengangkat busur dewa tersebut, dialah Rama, pria yang dicintai Shinta. Rahwana yang tak terima pada kenyataan bahwa ada manusia biasa yang sanggup mengangkat busur tersebut pun menyelidiki tentang kelebihan Rama. Dalam penyelidikannya terungkaplah bahwa busur itu telah diganti, sehingga tak ada seorangpun yang mampu mengangkatnya, dan kemudian ditukar kembali saat Rama hendak mengangkatnya. Rahwana patah hati, mengetahui bahwa Shinta berlaku tak adil dan Rama yang ternyata tak lebih hebat dari dirinya. Kembali ke Alengka, Rahwana mulai berubah ia bertapa agar memiliki welas asih dan wajah yang rupawan, semua demi dapat dipandang oleh Shinta. Berkali ia datang ke Ayodhia dalam wujud manusia, hanya untuk mengetahui keadaan Shinta di kerajaan suaminya, untuk memastikan ia bahagia. Hingga hari itu tiba, pengusiran Rama oleh ibu tirinya, Shinta yang setia menemani Rama hidup sederhana di dalam hutan pengasingan. Rahwana mendengar kabar itu seperti disayat hatinya. Ia tak bisa menerima kenyataan bahwa pujaan hatinya harus hidup menderita terusir dari istana. Ia marah terhadap Rama yang menurutnya gagal membahagiakan Shinta. Jika ia menjadi Rama maka ia akan melakukan segala cara agar wanita yang dicintainya tak perlu hidup susah, meski itu harus berperang dengan saudara sendiri demi memperebutkan tahta. Karena baginya kebahagiaan Shinta adalah tujuan hidupnya yang utama. Maka Rahwana pun berniat pergi menuju hutan tempat pengasingan Rama dan Shinta, ia ingin membujuk Shinta untuk tinggal bersamanya di Alengka di dalam taman Asoka, taman yang dibuatnya secantik dan seindah mungkin hanya untuk Shinta di saat ia mempersiapkan segalanya untuk meminang Shinta ia memerintahkan tukang kebun dan para arsitek terbaik untuk membuat taman Asoka agar Shinta dapat merasa bahagia tinggal di Alengka. Tetapi Rahwana sadar jika Shinta terlalu mencintai Rama, meski ia menawarkan perhiasan dan istana termegah sekalipun Shinta tak akan meninggalkan Rama. Adiknya, Surpanaka, yang terpikat pada Rama, lantas mencoba mengambil keuntungan. Surpanaka tahu bahwa kakaknya sangat mencintai Shinta dan berjiwa ksatria, Rahwana tak kan pernah mengambil Shinta dari Rama dengan paksa. Maka Surpanaka mencoba memisahkan Rama dengan Shinta, ia berubah menjadi kijang dan mendekati Shinta selama berhari-hari hingga Shinta jatuh sayang terhadapnya. Maka benar saja, ketika Surpanaka dalam bentuk kijang lari, Shinta meminta Rama untuk mengejar kijang tersebut. Laksmana yang ditugaskan untuk menjaga Shinta pun disuruh Shinta mengejar Rama. Melihat Shinta yang sendirian Rahwana, yang tak tahu bahwa ini siasat adiknya, merasa dewa telah mengabulkan tapa dan doanya. Ia lalu berubah menjadi seorang brahmana tua, karena tahu bahwa Shinta pasti akan menolak jika ia datang dalam wujud raksasanya. Ia meminta Shinta untuk ikut bersamanya, karena sendirian di hutan tak aman bagi wanita sepertinya. Namun Shinta menolak, Rahwana yang sadar bahwa hutan tempat pengasingan ini merupakan wilayah raksasa tak sanggup membayangkan Shinta dimakan oleh para raksasa tersebut tanpa perlindungan Rama maupun Laksamana, memutuskan untuk tetap membawa Shinta ke Alengka meski ia menolak karena menurutnya di Alengka Shinta akan aman dalam lindungannya dalam hati Rahwana berdoa agar dewa memaafkannya. Di tempat lain, Surpanaka dalam wujud manusia cantik menggoda Rama yang sedang mencari kijang, namun ia ditolak karena Rama ingin setia pada Shinta. Tak berapa lama datang Laksmana, kali ini Surpanaka menggoda Laksmana namun sekali lagi ia ditolak. Laksmana beralasan ingin mengabdi pada kakaknya dan tak ingin mencari istri. Kesal dengan penolakan kakak dan adik tersebut, Surpanaka lalu mengatakan bahwa selama mereka pergi, Rahwana telah menculik Shinta, sehingga Rama tak perlu lagi bersikap setia, karena Rahwana sangat mencintai Shinta dan akan menikahinya. Mendengar hal ini Rama yang marah menyalahkan Laksmana yang pergi meninggalkan Shinta. Laksmana yang tak ingin kakaknya kecewa memotong hidung dan telinga Surpanaka dan menyuruhnya pergi karena ia tak ingin membunuhnya. Di istana Alengka, Shinta ditempatkan dalam taman Asoka dengan seratus pelayan yang selalu siap melayaninya, disediakan baju-baju cantik dan perhiasan mewah serta makanan yang berlimpah ruah. Rahwana ingin memastikan Shinta tak kekurangan suatu apapun. Shinta yang marah karena merasa diculik menuduh Rahwana sengaja memisahkannya dengan suaminya dan berniat melakukan sesuatu yang buruk kepadanya. Melihat Shinta yang menolak makan dan menuduhnya berlaku jahat, Rahwana sedih dan berusaha untuk menghilangkan kesedihannya dengan berperang. Ia pergi meninggalkan Alengka dan Shinta, putus asa karena wanita yang dicintainya kini malah membencinya meski ia hanya ingin melindungi Shinta dan membuatnya bahagia. Shinta yang tak paham maksud hati Rahwana dan hanya melihat rupa raksasanya semakin membenci Rahwana saat mendengar Rahwana pergi berperang, ia berpikir Rahwana ingin membuktikan dirinya tangguh dan pantas mendapatkan Shinta. Rama dan Laksmana kemudian menyusun rencana untuk “menyelamatkan” Shinta, Laksmana yang mendengar kabar bahwa Rahwana sedang pergi berperang mengusulkan untuk menyusup ke taman Asoka dan membawa Shinta kembali sebagai penebus kesalahannya yang meninggalkan Shinta sendiri di hutan. Namun Rama yang masih marah pada Laksmana tak berniat mempercayakan tugas tersebut kepada adiknya, meski ia tahu adiknya sangat berbakti dan setia. Maka Rama meminta bantuan kepada bangsa Wanara kera agar membantunya. Diutuslah panglima Hanoman untuk pergi ke Alengka dan membawa Shinta kembali. Mengapa bukan Rama sendiri yang pergi? karena ia merasa menyusup bukanlah tindakan ksatria, meski itu untuk menyelamatkan istrinya sendiri. Pergilah Hanoman ke taman Asoka, dengan mudah ia mendapati Shinta yang meski tak makan namun kecantikannya tak berkurang sedikitpun. Kepada Shinta disampaikanlah pesan Rama bahwa Shinta harus kembali bersama Hanoman. Dengan kecewa, Shinta menolak permintaan Hanoman dan memintanya menyampaikan pesan bahwa dirinya hanya ingin dijemput oleh suaminya tanpa perantara siapapun jika memang suaminya mencintai dirinya karena menurutnya jika ia saja sanggup hidup dalam pengasingan sebagai bukti cintanya kepada suaminya, maka sudah sepantasnya suaminya membuktikan cintanya dengan menjemput Shinta. Hanoman pun mengiyakan permintaan Shinta dan kembali untuk menyampaikan pesan kepada Rama. Rama yang mendengar pesan Shinta yang disampaikan oleh Hanoman, merasa Shinta amatlah keras kepala, jika menghindari perang dengan kembali bersama Hanoman lebih baik mengapa ia meminta Rama sendiri yang menjemputnya. Rama yang tak suka pertumpahan darah namun tak mau dituduh pengecut dengan mengambil istrinya diam-diam lewat jalur menyusup, menyiapkan strategi perang melawan Rahwana dengan meminta bantuan bangsa Wanara. Maka dikumpulkanlah seluruh prajurit dan persenjataan, hal ini tentu saja memakan waktu yang lama, berminggu-minggu dan tak terasa setahun telah berlalu. Rama tak pernah sekalipun berniat mengirim utusan untuk memberitahu Shinta bahwa ia merindukannya, bahwa dalam rindunya ia juga marah kepada Shinta yang memaksanya berperang. Rama terlalu fokus memikirkan strategi perang yang meminimalisir jatuhnya korban, dan lupa bahwa di luar sana Shinta sangat merindukannya, dan sesungguhnya harapannya tak seegois itu, bahwa tak pernah terlintas di benaknya untuk meminta Rama berperang demi menyelamatkannya. Shinta hanya ingin suaminya datang seorang diri kepadanya. Ego Rama lah yang memicu peperangan ini, hanya karena ia tak sudi menyusup diam-diam. Rahwana yang telah kembali dari peperangan dan sejenak melupakan sakit hatinya karena Shinta, berniat datang ke taman Asoka untuk menemui Shinta sekedar melepas rindu. Namun di istana Rahwana mendapati Surpanaka yang kehilangan sebelah telinga dan hidungnya. Ia lalu mendengarkan cerita Surpanaka bahwa lukanya disebabkan oleh Laksmana. Sebagai kakak yang sangat menyayangi adiknya, Rahwana pun marah mendengar cerita Surpanaka. tentu saja Surpanaka tak menceritakan bahwa dirinya telah menggoda namun ditolak oleh Rama dan Laksmana. Setelah meninggalkan Shinta sendiri di hutan dan sekarang melukai adik kesayangannya, kali ini Rahwana tak lagi bisa menahan amarahnya terhadap Rama. Bahwa kabar Rama sedang menyusun rencana menyerang Alengka pun sudah terdengar olehnya, maka Rahwana menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk berperang dengan Rama. Ia tak akan menyerahkan Shinta hanya untuk hidup menderita di hutan, meski ia tahu Shinta tak mencintainya namun ia berharap jika Shinta sadar betapa cintanya jauh lebih besar dibanding Rama, waktu akan melunakkan hati Shinta dan ia rela menanti sampai Shinta menerimanya… continue, peperangan dan kematian tragis Rahwana serta Shinta karena cinta
Ramadigambarkan sebagai sosok pahlawan, sedangkan Rahwana adalah tokoh jahat. Rahwana menculik Shinta untuk balas dendam. Namun dalam sebuah kisah yang beredar viral baru-baru ini, digambarkan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. [caption id="" align="alignleft" width="295" caption="Rama dan Sinta illustrasi"][/caption] CAK, CAK, CAK.... Cak, Kecak!!! Tarian kecak mengiringi kisah epic antara Rama dan Sinta. Sebuah cerita tentang cinta yang luar biasa pengaruhnya terhadap budaya dan kehidupan masyarakat di daerah Asia Selatan pada umumnya. Mulai dari India, Nepal, Thailand, Myanmar sampai ke Indonesia memiliki versi masing-masing atas cerita ini. Bahkan memberikan penghargaan yang begitu tinggi sampai-sampai banyak tarian, cerita wayang, lukisan, dan candi yang melukiskan cerita penuh arti ini. Saya sendiri banyak belajar dari kisah ini. Bukan hanya sekedar soal perjuangan memperebutkan cinta dan kekuasaan, tetapi juga memberikan pengertian kepada kita bagaimana idealnya seorang raja, seorang istri, dan juga seorang saudara. Lebih seru dari kebanyakan sinetron yang tayang sekarang ini, sih, kalau menurut saya. Lebih mendidik pula!!! Rama atau Ramayana adalah sosok seorang pahlawan sejati yang dianggap sebagai titisan ketujuh Dewa Wisnu. Anak dari Raja Ayudia, Dasarata dan Kousalya. Memiliki kharisma seorang pemimpin sejati yang biarpun harus menderita, tetap patuh dan setia kepada orang tua dan tanah airnya. Biarpun terkadang mengeluh dan plin-plan, namun dia tetap memiliki sebuah prinsip yang kuat. Membaktikan dirinya bagi keluarga dan bangsa yang benar-benar sangat dicintainya. Berjuang tanpa lelah dan henti memberikan petunjuk dan arahan bagi semua pengikutnya. Keluh kesah dan sifat plin-plan yang diceritakan, menunjukkan bahwa setiap manusia, sehebat apapun juga, pasti memiliki kekurangan. Tidak ada yang sempurna. Selain itu, menurut saya, dia adalah sosok seorang pemimpin yang sama sekali tidak sombong. Dia tetap mau mendengar nasehat, terutama nasehat yang diberikan oleh istri dan saudara-saudaranya, Barata dan Wibisana. Sehingga sekalipun emosi seringkali meluap, namun langkah dan keputusan yang diambilnya tetap saja sifatnya adil dan bijaksana. Tidak heran bila Rama menjadi perlambang seorang pemimpin sejati. Dia adalah seorang raja yang sesungguhnya. Barata dan Wibisana adalah saudara tiri dari Rama. Mereka bisa saja menggantikan posisi Rama menjadi raja, mengingat mereka mendapat kesempatan untuk itu. Tetapi itu semua tidak mereka lakukan. Mereka tidak haus akan kekuasaan dan juga tahu kapasitas mereka. Mereka justru terus mendorong dan membantu Rama untuk kembali ke tanah air, setelah diusir, dan menjadi raja. Jarang-jarang, ya, ada saudara yang seperti itu? Kebanyakan malah rebutan harta dan warisan!!! Sinta atau Sita adalah istri dari Rama. Putri dari Raja Janaka. Sosok seorang wanita yang ayu, halus, lemah lembut, namun sangat kuat. Kesetiaan dan dedikasinya tidak perlu kita ragukan lagi. Dia mau memperjuangkan cinta. Dia mau memperjuangkan kebenaran. Biarpun harus menderita dan berdarah-darah, dia tetap kuat. Menjalankan peranannya sebagai seorang perempuan, istri dan ibu dari Lava dan Kusha, dan juga sebagai seorang pejuang. Semua dijalankannya secara berbarengan dan tidak ada yang harus dikorbankan. Yang paling saya kagumi dari Sinta adalah keyakinannya. Yakin bahwa Rama adalah cintanya. Yakin bahwa semua masalah bisa selesai. Yakin bahwa kekuatan yang ada pada mereka berdua bisa mengalahkan segalanya. Tidak ada yang bisa melawan keyakinannya itu. Dipadu dengan ketulusan dan keikhlasannya menjalani kehidupan serta kesabarannya, dia memang berhasil. Dia menjadi pemenangnya. Rama dan Sinta sendiri adalah perlambang pasangan ideal suami isteri. Saling membantu, saling mendorong, saling menjaga, dan sama-sama memberikan kekuatan terhadap satu dengan yang lainnya. Rasa percaya yang tinggi terhadap satu sama lain, membuat pendirian mereka tidak pernah goyah. Apapun yang mereka lakukan, sudah dapat dipastikan untuk kepentingan bersama, bukan hanya untuk kepentingan pribadi. Kesuksesan salah satu dari mereka, adalah kesuksesan bersama. Buah hasil kerjasama antara mereka berdua yang tidak pernah ada habis-habisnya. Asyik, ya?! Pengen nggak, sih?! Rahwana, raksasa dan raja dari kerajaan Lanka. Dipercaya memiliki kekuatan yang maha dahsyat yang tidak dapat dikalahkan oleh apapun juga. Memiliki ambisi yang sangat kuat untuk menaklukan, menguasai, dan memiliki apapun yang diinginkannya. Lupa bahwa di mana ada kekuatan, pasti ada kelemahannya juga. Apalagi bila kekuatan itu hanya merupakan sebuah nafsu belaka. Pasti akan bisa dikalahkan oleh yang namanya kekuatan hati dan pikiran. Makanya terus kemudian dia kalah. Kalah oleh dirinya sendiri menurut saya. Masih banyak lagi, sih, yang sebetulnya saya dapatkan dari kisah ini. Tetapi untuk sementara, sepertinya sampai di sini dulu, deh!!! Nanti kepanjangan!!! Hehehe... Lagipula, yang nyambung dengan urusan yang sering saya angkat-angkat, sudah terangkum semua di sini. Bagaimana pria, suami, perempuan, istri, ibu, adik, kakak, baik secara individu maupun berpasangan menjalani kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupannya di dalam keseharian dan dalam bermasyarakat. Bagaimana caranya kita menjadi manusia yang lebih baik lagi. Semoga saja, kisah ini juga bisa memberikan "arti" yang lebih dalam kehidupan Anda.asa Salam Kompasiana, MARISKA LUBIS. Kunjungi Kami di Lihat Sosbud Selengkapnya
\n \n\n\n\n kisah cinta rama dan shinta
Rahwanadengan Sinta. Ketulusan cintalah yang menggerakkan Rahwana menculik istri dari Rama. (Wargaloka/Afgha Mulia) Prabu Dasamuka atau yang juga dikenal sebagai Rahwana, Raja Alengka selalu dikenang sebagai penjahat dan Rama-lah pahlawannya. Semua orang mengutukinya dan memuji-muji Rama yang terlalu tampan.
Tari kecak merupakan salah satu tari khas Bali yang sudah mendunia. Banyak turis datang dari seluruh penjuru dunia berkumpul untuk melihat keunikan tari kecak ini. Diselenggarakan di tebing yang tinggi dengan background sunset yang indah membuat tari kecak semakin pecah. Tari ini menceritakan kisah cinta Rama dan Sinta dalam tari Kecak yang berada ditengah hutan karena diasingkan oleh kerajaan ini kisah cinta rama dan dewi Sinta per segmenSegmen 1Cerita dimulai dari Rama dan Sinta yang sedang asyik bermain di hutan, tiba-tiba datang seekor kijang emas jelmaan dari pembantu raja Rahwana yang ditugaskan untuk memancing Rama untuk memburunya. Melihat tingkah laku kijang emas yang menyuruh Rama untuk menangkapnya. Akhirnya Rama mau pergi menangkapnya, namun sebelum dia pergi untuk menangkapnya dia meminta sang adik Laksamana untuk menjaga Sinta. Setelah pergi beberapa lama kemudian, terdengar suara Rama meminta tolong. Mendengar suara tersebut, Sinta panik dan menyuruh Laksamana pergi menolong Laksamana tidak percaya bahwa suara tersebut berasal dari sang kakak. Karena tidak kepercayaannya tersebut Sinta malah marah kepada juga Tarian Indonesia yang MenduniaAkhirnya laksamana mau menyusul sang kakak karena desakan dari Sinta. Sebelum pergi menyusul sang kakak Laksamana membuat sebuah lingkaran dan menyuruh Sinta agar tidak melewati lingkaran tersebut. Setelah Laksamana pergi, datang seorang pendeta yang sebenarnya penjelmaan dari ini meminta air kepada Sinta. Karena merasa kasihan melihat sang pendeta, akhirnya Sinta memberikan air kepada sang pendeta dengan menjulurkan tangannya keluar lingkaran. Seketika itu juga sang pendeta berubah wujud menjadi Rahwana, Sinta pun kaget mengetahui hal itu lalu menjauh dari Rahwana ingin menculik Sinta datanglah seekor burung garuda yang ingin menyelamatkan Sinta. Namun karena kekuatan dari Rahwana yang terlalu tangguh akhirnya burung garuda tersebut kalah dan Sinta pun 2Sinta pun dibawa ke kerajaan Rahwana yang bernama Alengka. Dan Rahwana menyuruh anak buahnya untuk menjaga Sinta. Sinta pun sedih dan menyesal karena melanggar perintah dari Laksamana. Dia pun berharap Rama datang untuk menolongnya. Kemudian muncul sosok kera putih bernama pun menghampiri Sinta dan mengabarinya bahwa raja Rama akan menyalamatkannya. Pada awalnya Sinta tidak percaya dan mengira Hanoman sama seperti pendeta yang merupakan sosok jelmaan dari Rahwana. Namun setelah Hanoman menjelaskan bahwa dirinya utusan dari raja Rama dan memberikan bukti sebuah cincin. Akhirnya Sinta percaya dan memberinya bunga untuk diserahkan kepada raja 3Ketika Hanoman keluar dari penjara, anak dari Rahwana yang bernama Magananda melihatnya. Pertempuran antara Hanoman dan Magananda dan kedua pembantunya pun tak kalah jumlah akhirnya Hanoman tertangkap dan akan dihukum dengan cara dibakar. Sebelum eksekusi dibakar dimulai ada pendeta yang memberikan aji-aji kepada Hanoman. Sehingga Hanoman mendapatkan kekuatan untuk melawan pun bisa melepas tangannya dari ikatan tali dan lolos dari eksekusi tersebut. Pembantu dari Magananda yang mengetahui hal tersebut tak tinggal diam. Karena telah mendapatkan kekuatan tambahan. Hanoman kali ini bisa memenangkan pertarungan dan membakar tanaman dan beberapa tempat kerajaan 4Rama dan Laksamana serta bala tentara keranya pun datang untuk menyelamatkan Sinta. Peperangan besar pun tidak dapat dihindari. Magananda melawan raja kera Sugriwa dan Rahwana melawan pertempuran ini kelompok Rama berhasil mengalahkan kelompok Rahwana. Akhirnya Rahwana kalah dan Rama pun berkumpul lagi dengan Sinta. Pertemuan antara Rama dan dewi Sinta ini disaksikan oleh Laksamana, Sugriwa dan juga Tarian Misterius di DuniaSetelah pertunjukan selesai pengunjung bisa berfoto bersama dengan aktor-aktor yang berperan dalam kisah cinta Rama dan Sinta yang ada dalam tarian tersebut. Cerita kisah cinta Rama dan Sinta ini sampai sekarang menjadi kisah kesetiaan cinta yang luar biasa.
KISAHCINTA RAMA DAN SHINTA Oleh Sabrina maharani Prabu Janaka, raja dari kerakaan mantili, memiliki seorang putri yang sangat cantik bernama Dewi Shinta, yang akan dicarikan calon pendamping baginya. Untuk menentukan calon pendamping yang tepat baginya, diadakan sebuah sayembara.
Kisah legenda Ramayana sangatlah terkenal di dunia bahkan sampai ke Indonesia. Berikut kisahnya; Rama adalah pahlawan negeri India daratan, yang kemudian berhasil menghimpun kekuatan rakyat yang dilukiskan sebagai pasukan kera pimpinan Prabu Sugriwa. Sedang tanah yang direbut penguasa Alengka dilukiskan sebagai DewiSinta dalam bahasa Sanskerta berarti tanah. Dalam penjajahan oleh negeri lain, umumnya segala peraturan negara dan budaya suatu bangsa akan mudah berganti dan berubah tatanan, yang digambarkan berupa kesucian Sinta yang diragukan diragukan. Maka setelah Sinta dibebaskan, ia lantas pati obong, yang artinya keadaan negeri India mulai dibenahi, dengan merubah peraturan dan melenyapkan kebudayaan si bekas penjajah yang sempat berkembang di India. sebenarnya diambil dari ceritera yang benar-benar terjadi di daratan India. Saat itu daratan India dikalahkan oleh India Lautan yang juga disebut tanah Srilangka atau Langka, yang dalam pewayangan disebut Alengka. Tokoh Rama adalah pahlawan negeri India daratan, yang kemudian berhasil menghimpun kekuatan rakyat yang dilukiskan sebagai pasukan kera pimpinan Prabu Sugriwa. Sedang tanah yang direbut penguasa Alengka dilukiskan sebagai DewiSinta dalam bahasa Sanskerta berarti tanah. Dalam penjajahan oleh negeri lain, umumnya segala peraturan negara dan budaya suatu bangsa akan mudah berganti dan berubah tatanan, yang digambarkan berupa kesucian Sinta yang diragukan diragukan. Maka setelah Sinta dibebaskan, ia lantas pati obong, yang artinya keadaan negeri India mulai dibenahi, dengan merubah peraturan dan melenyapkan kebudayaan si bekas penjajah yang sempat berkembang di India. Dalam khazanah kesastraan Ramayana Jawa Kuno, dalam versi kakawin bersumber dari karya sastra India abad VI dan VII yang berjudul Ravanavadha/kematianRahwana yang disusun oleh pujangga Bhatti dan karya sastranya ini sering disebut Bhattikavya dan versi prosa mungkin bersumber dari Epos Walmiki kitab terakhir yaituUttarakanda dari India, secara singkat kisah Ramayana diawali dengan adanya seseorang bernama Rama, yaitu putra mahkota Prabu Dasarata di Kosala dengan ibukotanya Ayodya. Tiga saudara tirinya bernama Barata, Laksmana dan Satrukna. Rama lahir dari isteri pertama Dasarata bernama Kausala, Barata dari isteri keduanya bernama Kaikeyi serta Laksmana dan Satrukna dari isterinya ketiga bernama Sumitra. Mereka hidup rukun. Sejak remaja, Rama dan Laksmana berguru kepada Wismamitra sehingga menjadi pemuda tangguh. Rama kemudian mengikuti sayembara di Matila ibukota negara Wideha. Berkat keberhasilannya menarik busur pusaka milik Prabu Janaka, ia dihadiahi putri sulungnya bernama Sinta, sedangkan Laksmana dinikahkan dengan Urmila, adik Sinta. Setelah Dasarata tua, Rama yang direncanakan untuk menggantikannya menjadi raja, gagal setelah Kaikeyi mengingatkan janji Dasarata bahwa yang berhak atas tahta adalah Barata dan Rama harus dibuang selama 15 lima belas tahun. Atas dasar janji itulah dengan lapang dada Rama pergi mengembara ke hutan Dandaka, meskipun dihalangi ibunya maupun Barata sendiri. Kepergiannya itu diikuti oleh Sinta dan Laksmana. Namun kepergian Rama membuat Dasarata sedih dan akhirnya meninggal. Untuk mengisi kekosongan singgasana, para petinggi kerajaan sepakat mengangkat Barata sebagai raja. Tapi ia menolak, karena menganggap bahwa tahta itu milik Rama, sang kakak. Untuk itu Barata disertai parajurit dan punggawanya, menjemput Rama di hutan. Saat ketemu kakaknya, Barata sambil menangis menuturkan perihal kematian Dasarata dan menyesalkan kehendak ibunya, untuk itu ia dan para punggawanya meminta agar Rama kembali ke Ayodya dan naik tahta. Tetapi Rama menolak serta tetap melaksanakan titah ayahandanya dan tidak menyalahkan sang ibu tiri, Kaikeyi, sekaligus membujuk Barata agar bersedia naik tahta. Setelah menerima sepatu dari Rama, Barata kembali ke kerajaan dan berjanji akan menjalankan pemerintahan sebagai wakil kakaknya Banyak cobaan yang dihadapi Rama dan Laksmana, dalam pengembaraannya di hutan. Mereka harus menghadapi para raksasa yang meresahkan masyarakat disekitar hutan Kandaka itu. Musuh yang menjengkelkan adalah Surpanaka, raksesi yang menginginkan Rama dan Laksmana menjadi suaminya. Akibatnya, hidung dan telinga Surpanaka dibabat hingga putus oleh Laksmana. Dengan menahan sakit dan malu, Surpanaka mengadu kepada kakaknya, yaitu Rahwana yang menjadi raja raksasa di Alengka, sambil membujuk agar Rahwana merebut Sinta dari tangan Rama. Dengan bantuan Marica yang mengubah diri menjadi kijang keemasan, Sinta berhasil diculik Rahwana dan dibawa ke Alengka. Burung Jatayu yang berusaha menghalangi, tewas oleh senjata Rahwana. Sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir, Jatayu masih sempat mengabarkan nasib Sinta kepada Rama dan Laksmana yang sedang mencari Sinta, Rama dan Laksamana berjumpa pembesar kera yang bernama Sugriwa dan Hanuman. Mereka mengikat persahabatan dalam suka dan duka. Dengan bantuan Rama, Sugriwa dapat bertahta kembali di Kiskenda setelah berhasil mengalahkan Subali yang lalim. Setelah itu, Hanuman diperintahkan untuk membantu Rama mencari Sinta. Dengan pasukan kera yang dipimpin Anggada, anak Subali, mereka pergi mencari Sinta. Setelah berhasil membebaskan Sinta, pergilah Rama dan Sinta serta Laksmana dan seluruh pasukan termasuk pasukan kera ke Ayodya. Setibanya di ibukota negera Kosala itu, mereka disambut dengan meriah oleh Barata, Satrukna, para ibu Suri, para punggawa dan para prajurit, serta seluruh rakyat Kosala. Dengan disaksikan oleh mereka, Rama kemudian dinobatkan menjadi petunjuk Sempati, kakak Jatayu, mereka menuju ke pantai selatan. Untuk mencapai Alengka, Hanuman meloncat dari puncak gunung Mahendra. Setibanya di ibukota Alengka, Hanuman berhasil menemui Sinta dan mengabarkan bahwa Rama akan segera membebaskannya. Sekembalinya dari Alengka, Hanuman melapor kepada Rama. Strategi penyerbuan pun segera disusun. Atas saran Wibisana, adik Rahwana yang membelot ke pasukan Rama, dibuatlah jembatan menuju Alengka. Setelah jembatan jadi, berhamburanlah pasukan kera menyerbu Alengka. Akhirnya, Rahwana dan pasukannya hancur. Wibisana kemudian dinobatkan menjadi raja Alengka, menggantikan kakaknya yang mati dalam peperangan. Yang menarik dan sampai saat ini sangat populer di Jawa, adalah adanya ajaran tentang bagaimana seharusnya seseorang memerintah sebuah kerajaan atau negara dari Rama kepada Wibisana, yang dikenal dengan sebutan ASTHABRATA. Pada akhir ceritera, ada perbedaan mencolok antara dua versi Ramayana Jawa Kuno. Untuk versi kakawin dikisahkan, bahwa Sinta amat menderita karena tidak segera diterima oleh Rama karena dianggap ternoda. Setelah berhasil membersihkan diri dari kobaran api, Sinta diterimanya. Dijelaskan oleh Rama, bahwa penyucian itu harus dilakukan untuk menghilangkan prasangka buruk atas diri isterinya. Mereka bahagia. Sedangkan di dalam versi prosa, menceritakan bagaimana Rama terpengaruh oleh rakyatnya yang menyangsikan kesucian Sinta. Disini Sinta yang sedang mengandung di usir oleh Rama dari istana. Kelak Sinta melahirkan 2 dua anak kembar yaitu Kusha dan Lawa. Kemudian kisah ini diahiri dengan ditelannya Sinta oleh Bumi. Kisah Ramayana mempunyai banyak versi dengan berbagai penyimpangan isi cerita, termasuk di India sendiri. Penyebarannya hampir di seperempat penduduk dunia atau minimal di Asia Tenggara. Sedangkan di Indonesia, diketahui sekitar 7 – 8 abad yang lalu, walau sesungguhnya di Indonesia dapat ditemukan jauh lebih dini yaitu sebelum abad 2 Sebelum Masehi. Ramayana dari asal kata Rama yang berarti menyenangkan; menarik; anggun; cantik; bahagia, dan Yana berarti pengembaraan. Cerita inti Ramayana diperkirakan ditulis oleh Walmiki dari India disekitar tahun 400 SM yang kisahnya dimulai antara 500 SM sampai tahun 200, dan dikembangkan oleh berbagai penulis. Kisah Ramayana ini menjadi kitab suci bagi agama Wishnu, yang tokoh-tokohnya menjadi teladan dalam hidup, kebenaran, keadilan, kepahlawanan, persahabatan dan percintaan, yaitu Rama, Sita, Leksmana, Sugriwa, Hanuman, Wibisana. Namun disini, kami informasikan tentang Ramayana versi Jawa. Di zaman Mataram Kuno saat Prabu Dyah Balitung Dinasti Sanjaya bertahta, telah ada kitab sastra Ramayana berbahasa Jawa Kuno Jawa Kawi, tidak menginduk pada Ramayana Walmiki, lebih singkat, memuat banyak ajaran dan katanya berbahasa indah. Di awal abad X sang raja membuat candi untuk pemujaan dewa Shiwa, yaitu CandiPrambanan candi belum selesai sampai wafatnya raja yang, maka dilanjutkan oleh penggantinya yaitu Prabu Daksa yang sekaligus menjadi tempat ia dikubur, dengan relief Ramayana namun berbeda dengan isi cerita Ramayana dimaksud. Ramayana Jawa Kuno memiliki 2 dua versi, yaitu Kakawin dan Prosa, yang bersumber dari naskah India yang berbeda, yang perbedaan itu terlihat dari akhir cerita. Selain kedua versi itu, terdapat yang lain yaitu Hikayat Sri Rama, Rama Keling dan lakon-lakon. Cerita Ramayana semakin diterima di Jawa, setelah melalui pertunjukan wayang wayang orang, wayang kulit purwa termasuk sendratari. Tapi ia kalah menarik dengan wayang yang mengambil cerita Mahabharata, karena tampilan ceritanya sama sekali tidak mewakili perasaan kaum awam hanya pantas untuk kaum Brahmana dan Satria walau jika dikaji lebih mendalam, cerita Ramayana sebenarnya merupakan simbol perjuangan rakyat merebut kemerdekaan negerinya. Bahwa cerita Ramayana tidak bisa merebut hati kaum awam Jawa seperti Mahabharata, antara lain disebabkan Ceritanya dipenuhi oleh lambang-lambang dan nasehat-nasehat kehidupan para bangsawan dan penguasa negeri, yang perilaku dan tindakannya tidak membaur di hati kaum awam;Ramayana adalah raja dengan rakyat bangsa kera yang musuhnya bangsa raksasa dengan rakyat para buta breduwak dan siluman; Kaum awam memiliki jalan pikiran yang relatif sangat sederhana, dan berharap pada setiap cerita berakhir pada kebahagiaan. Demikian kisah legenda Ramayana, jika ada kekurangan silahkan anda berkomentar di kasih.
jR3rv. 76 317 371 366 237 89 11 85 368

kisah cinta rama dan shinta